Memindahkan website dari satu penyedia hosting ke penyedia lain atau meningkatkan jenis
layanan (misalnya, dari Shared ke VPS) adalah proses yang penuh risiko. Kesalahan migrasi
dapat menyebabkan downtime (waktu henti) yang signifikan, hilangnya pendapatan, dan
merusak reputasi online. Oleh karena itu, migrasi yang berhasil tidak hanya membutuhkan
pelaksanaan teknis yang cermat, tetapi juga perencanaan yang ketat, dimulai dengan audit
hosting yang komprehensif dan diakhiri dengan strategi Zero Downtime yang cerdas.
Audit Hosting Pra-Migrasi: Mengukur dan Mengidentifikasi Bottleneck
Langkah pertama dalam migrasi yang sukses adalah memahami sepenuhnya kinerja
infrastruktur hosting Anda saat ini. Audit pra-migrasi berfungsi untuk mengukur sumber daya
yang sebenarnya dikonsumsi website Anda dan mengidentifikasi bottleneck yang harus
dihindari atau diatasi pada host baru.
Metrik Kritis Penggunaan Sumber Daya
Audit harus fokus pada tiga metrik utama yang sering menjadi bottleneck di lingkungan hosting
berbagi atau VPS tingkat rendah:
1. Penggunaan CPU: Pantau persentase penggunaan CPU secara real-time dan rata-rata,
terutama selama jam sibuk. Jika CPU Anda secara konsisten mencapai batas 80-90%,
Anda perlu memilih paket hosting baru yang menawarkan alokasi inti CPU yang lebih
besar dan terjamin untuk mengantisipasi pertumbuhan traffic.
2. I/O Rates (Input/Output Rates): Ini mengukur kecepatan server Anda dalam membaca
dan menulis data ke storage (disk). Jika website Anda memiliki banyak operasi database
atau sering memuat gambar besar, I/O rates yang lambat akan menyebabkan Time To
First Byte (TTFB) yang tinggi. Audit ini akan memverifikasi apakah Anda perlu storage
NVMe atau SSD yang lebih cepat di host baru.
3. Penggunaan RAM: Periksa penggunaan memori puncak oleh proses server dan aplikasi
web (PHP, database). Memory exhaustion adalah penyebab umum kegagalan script dan
perlambatan website. Pastikan host baru memiliki RAM yang cukup untuk menjalankan
semua layanan Anda secara bersamaan, ditambah buffer untuk caching.
Audit Konfigurasi dan Lingkungan
Selain sumber daya, audit harus mencakup software dan konfigurasi: Versi PHP saat ini, versi
database (MySQL/MariaDB), Web Server (Apache/Nginx/LiteSpeed), dan modul penting yang
terinstal. Kegagalan untuk mencocokkan lingkungan software dapat menyebabkan error
fungsionalitas di host baru, seperti script yang tidak kompatibel dengan versi PHP yang berbeda.
Audit ini memastikan Anda memilih host baru yang tidak hanya mengatasi bottleneck kinerja,
tetapi juga kompatibel sepenuhnya dengan website Anda.
Strategi dan Tahapan Migrasi Data
Migrasi data adalah proses inti yang harus dilakukan secara hati-hati, idealnya saat traffic
website berada pada titik terendah (biasanya tengah malam atau dini hari) untuk meminimalkan
risiko inkonsistensi data.
Proses Transfer File dan Database
Transfer data website melibatkan dua komponen utama:
1. File System: Semua file HTML, gambar, script, dan theme ditransfer. Untuk server Linux,
utilitas rsync sangat disarankan. rsync memungkinkan transfer yang efisien dengan
hanya menyalin file yang telah dimodifikasi setelah transfer awal, memungkinkan
sinkronisasi yang cepat tepat sebelum switchover.
2. Database: Database (misalnya, MySQL) harus diekspor (dump) dari host lama dan
diimpor ke host baru. Penting untuk memastikan database host lama di-lock selama
proses dump untuk mencegah perubahan data oleh pengguna yang dapat menyebabkan
inkonsistensi. Setelah dump berhasil, file database diimpor ke server baru, dan file
konfigurasi aplikasi (misalnya, wp-config.php pada WordPress) harus diperbarui untuk
menunjuk ke kredensial database yang baru.
Pengujian Internal Pra-Switchover
Setelah data ditransfer, jangan langsung mengubah DNS. Lakukan pengujian website di host
baru dengan mem-bypass DNS. Ini dapat dilakukan dengan memodifikasi file hosts di komputer
lokal Anda untuk mengarahkan domain Anda langsung ke Alamat IP server baru. Pengujian ini
memastikan fungsionalitas penuh (formulir, login, transaksi) di host baru tanpa memengaruhi
pengalaman pengunjung publik di host lama.
Teknik Zero Downtime Migration dengan DNS TTL
Mencapai Zero Downtime selama perpindahan DNS adalah tantangan terbesar karena adanya
Propagasi DNS yang dikontrol oleh TTL (Time To Live).
Pentingnya Pengaturan TTL yang Cerdas
TTL adalah waktu (dalam detik) yang memberi tahu recursive resolver DNS di seluruh dunia
berapa lama mereka harus menyimpan record DNS website Anda dalam cache.
1. TTL Tinggi (misalnya, 86400 detik / 24 jam): Ini adalah setting yang bagus untuk kinerja
harian, tetapi setting ini akan menjamin downtime 24 jam penuh bagi beberapa
pengguna saat Anda mengubah Alamat IP server.
2. TTL Rendah (misalnya, 300 detik / 5 menit): Kunci Zero Downtime. Beberapa hari
sebelum migrasi yang dijadwalkan, ubah TTL A Record domain Anda menjadi 300 detik
(5 menit). Ini memaksa resolver untuk memeriksa update setiap 5 menit.
Strategi Switchover yang Efisien
Setelah TTL record lama kadaluwarsa dan website telah diuji sepenuhnya di host baru:
• Lakukan sync data terakhir menggunakan rsync atau dump database final.
• Ubah A Record Domain Anda di Nameserver Anda untuk menunjuk ke Alamat IP server
baru.
• Karena TTL sangat rendah, perubahan ini akan menyebar dengan cepat (propagasi
cepat), dan sebagian besar pengunjung akan diarahkan ke server baru dalam waktu 5
hingga 30 menit, meminimalkan waktu di mana mereka diarahkan ke server lama yang
mungkin telah dimatikan atau out-of-sync.
Checklist Pasca-Migrasi: Verifikasi Final
Setelah switchover DNS dilakukan, migrasi belum selesai. Serangkaian verifikasi pasca-migrasi
harus dilakukan untuk memastikan semua layanan berfungsi.
1. Verifikasi Fungsionalitas Website: Bersihkan cache lokal Anda dan akses website.
Pastikan semua tautan, gambar, dan fungsionalitas utama (login, checkout) berfungsi
normal di host baru.
2. Verifikasi MX Record (Email): Sangat penting untuk mengirim dan menerima e-mail
pengujian. Meskipun A Record telah diubah, MX Record (yang menentukan server e-
mail) mungkin perlu diverifikasi terpisah untuk memastikan e-mail diarahkan dengan
benar.
3. Monitoring Kinerja Host Baru: Pantau metrik CPU, RAM, dan I/O di host baru selama 24-
48 jam pertama untuk memastikan bahwa paket baru Anda dapat menangani lalu lintas
harian dengan nyaman.
Migrasi hosting adalah proyek yang harus didekati dengan disiplin militer. Dengan perencanaan
yang ketat melalui audit, pemanfaatan teknik sync data yang cerdas, dan kontrol yang canggih
atas TTL DNS, Anda dapat mencapai perpindahan website yang mulus dan tanpa gangguan
layanan, melindungi reputasi dan pendapatan bisnis Anda.
Leave A Comment?
You must be logged in to post a comment.