Membeli domain expired atau domain bekas bisa menjadi jalan pintas yang sangat menggiurkan. Bayangkan Anda mendapatkan sebuah nama domain yang sudah berumur, memiliki ratusan backlink berkualitas, dan otoritas yang sudah terbangun di mata Google. Ini seperti membeli sebuah toko yang sudah punya banyak pelanggan tetap; sebuah keuntungan besar untuk memulai bisnis atau proyek SEO Anda.
Namun, sama seperti membeli mobil bekas, jika Anda tidak memeriksa 'riwayat servis' dan 'catatan kecelakaan'-nya dengan teliti, Anda bisa berakhir dengan rongsokan digital yang mahal. Domain bekas bisa saja memiliki masa lalu yang kelam: pernah digunakan untuk situs spam, dihukum oleh Google, atau dipenuhi backlink domain bekas yang toksik.
Panduan ini akan menjadi daftar periksa investigasi Anda. Kami akan menunjukkan cara cek riwayat domain secara mendalam, menggunakan berbagai tools cek domain authority, untuk memastikan Anda mendapatkan "harta karun" digital, bukan "ranjau darat".
Investigasi atau due diligence sebelum membeli adalah langkah yang tidak bisa ditawar. Tujuannya adalah untuk memisahkan antara domain berkualitas dan domain "beracun".
Domain Berkualitas (Harta Karun): Memiliki profil backlink yang bersih dan relevan, riwayat konten yang positif, dan tidak pernah dihukum oleh Google. Membeli domain seperti ini dapat mengakselerasi peringkat SEO Anda secara signifikan.
Domain Beracun (Ranjau Darat): Pernah digunakan untuk situs judi, porno, atau spam; memiliki ribuan backlink berkualitas rendah; atau bahkan sudah dihapus dari indeks Google (de-indexed). Membeli domain seperti ini sama saja dengan membangun bisnis di atas tanah terkontaminasi; semua usaha Anda akan sia-sia.
Lakukan tujuh langkah ini secara berurutan untuk setiap domain yang Anda pertimbangkan untuk dibeli.
Ini adalah langkah pertama dan paling krusial. Wayback Machine di Archive.org adalah mesin waktu internet yang merekam tampilan website dari masa ke masa.
Cara: Buka archive.org/web, masukkan nama domain yang ingin Anda cek, dan tekan Enter. Anda akan melihat kalender yang menunjukkan kapan saja situs tersebut diarsip. Klik pada tanggal-tanggal yang berbeda untuk melihat seperti apa tampilan dan isi situsnya di masa lalu.
Apa yang Dicari:
Konsistensi Niche: Apakah konten sebelumnya relevan dengan niche yang Anda targetkan? Domain tentang "resep masakan" yang tiba-tiba berubah menjadi situs berbahasa Cina tentang poker adalah bendera merah besar.
Konten Terlarang: Apakah domain tersebut pernah digunakan untuk konten dewasa, judi, penjualan obat-obatan terlarang, atau skema penipuan? Jika ya, SEGERA HINDARI domain tersebut, tidak peduli seberapa bagus metriknya.
Kekuatan sebuah domain bekas terletak pada backlink yang dimilikinya. Namun, tidak semua backlink itu baik.
Tools: Gunakan Ahrefs Free Backlink Checker, Semrush, atau Moz Link Explorer. Versi gratisnya sudah cukup untuk memberikan gambaran awal.
Apa yang Dicari:
Kualitas, Bukan Kuantitas: Lebih baik 10 backlink dari situs berita nasional atau universitas terkemuka daripada 10.000 backlink dari direktori spam atau kolom komentar blog yang tidak jelas.
Relevansi Anchor Text: Anchor text adalah teks yang bisa diklik dalam sebuah hyperlink. Periksa teks tersebut. Apakah terlihat alami (misalnya, nama brand, "klik di sini", "sumber") atau dipenuhi kata kunci spam ("beli viagra online murah", "judi bola terpercaya")?
Konteks Link: Apakah link tersebut berasal dari artikel yang relevan atau disisipkan secara paksa di halaman yang tidak berhubungan?
Link dari Bahasa Asing: Waspadalah jika domain memiliki banyak backlink dari situs berbahasa Rusia, Arab, atau Cina yang tidak ada hubungannya dengan konten sebelumnya. Ini adalah indikator kuat dari aktivitas SEO negatif.
Skor otoritas adalah metrik yang dibuat oleh perusahaan SEO untuk mengukur "kekuatan" sebuah domain.
Tools Cek Domain Authority:
Moz Domain Analysis: Untuk mengecek Domain Authority (DA).
Ahrefs Website Authority Checker: Untuk mengecek Domain Rating (DR).
Peringatan Penting: Skor DA/DR bisa dimanipulasi dengan backlink spam. Jangan pernah membeli domain hanya berdasarkan skor ini. Gunakan skor ini hanya sebagai filter awal. Domain dengan DA/DR di bawah 10 mungkin tidak memiliki banyak kekuatan. Sebaliknya, domain dengan DA/DR sangat tinggi (misal 50+) tapi profil backlinknya mencurigakan harus dihindari.
Ini adalah tes hidup-mati. Apakah Google masih "mengakui" keberadaan domain ini?
Cara: Buka Google dan lakukan pencarian dengan format site:namadomain.com.
Apa yang Dicari:
Hasil Ditemukan: Jika muncul beberapa hasil pencarian dari domain tersebut, itu pertanda baik. Artinya, domain masih terindeks.
Tidak Ada Hasil: Jika Google menampilkan pesan "tidak ada hasil yang ditemukan untuk...", ini adalah bendera merah terbesar. Kemungkinan besar domain tersebut telah dihukum berat (manual penalty) dan dihapus dari indeks Google. Memulihkannya sangat sulit, bahkan hampir mustahil.
Selain de-indexing, ada cara lain untuk mendeteksi potensi penalti.
Cek Google AdSense: Gunakan tools online gratis seperti BannedCheck.com untuk melihat apakah domain tersebut pernah di-banned dari jaringan Google AdSense. Ini bisa menjadi indikator konten berkualitas rendah atau aktivitas tidak wajar.
Analisis Grafik Traffic (di Ahrefs/Semrush): Lihat grafik organic traffic dari domain tersebut. Apakah ada penurunan yang sangat drastis dan tiba-tiba pada tanggal tertentu? Ini bisa bertepatan dengan tanggal update algoritma Google, yang menandakan domain tersebut terkena penalti algoritmik.
Siapa saja yang pernah memiliki domain ini?
Tools: Gunakan layanan seperti WhoisRequest atau DomainTools untuk melihat riwayat kepemilikan.
Apa yang Dicari: Apakah domain tersebut sering berpindah tangan dalam waktu singkat (misalnya, setiap beberapa bulan)? Ini bisa menjadi tanda bahwa domain tersebut digunakan untuk skema PBN (Private Blog Network) atau aktivitas churn and burn (dipakai untuk spam, lalu dibuang).
Langkah terakhir adalah memastikan nama domain itu sendiri tidak bermasalah.
Cara: Lakukan pencarian nama brand/domain di Google, Facebook, Twitter, dan platform media sosial lainnya.
Apa yang Dicari: Apakah ada ulasan buruk, keluhan pelanggan, atau sentimen negatif yang terkait dengan nama tersebut? Apakah nama tersebut merupakan merek dagang terdaftar milik perusahaan lain? Menggunakan nama yang sudah menjadi merek dagang bisa membawa Anda ke masalah hukum.
Setelah melalui tujuh langkah investigasi di atas, Anda akan memiliki gambaran yang jauh lebih jelas.
BELI JIKA: Riwayat kontennya bersih dan relevan, profil backlinknya terlihat alami dan berasal dari situs-situs berkualitas, serta domain masih terindeks dengan baik di Google.
HINDARI JIKA: Pernah digunakan untuk situs spam/ilegal, dipenuhi backlink toksik dari negara asing, atau sudah tidak terindeks oleh Google (site: command tidak memberikan hasil).
Ingatlah selalu analogi mobil bekas. Melakukan cek riwayat domain secara menyeluruh mungkin membutuhkan sedikit usaha, tetapi itu akan menyelamatkan Anda dari investasi bodoh dan sakit kepala berkepanjangan di masa depan.