DNS sering disebut sebagai "buku telepon internet." Fungsinya adalah menerjemahkan nama domain yang dapat dibaca manusia menjadi alamat IP numerik yang dapat dipahami oleh komputer. Tanpa DNS, kita harus menghafal serangkaian angka panjang (misalnya, 172.217.160.142) untuk setiap situs web yang ingin kita kunjungi.
Nameserver adalah server khusus yang menyimpan informasi DNS untuk satu atau lebih domain. Ketika Anda mendaftarkan sebuah domain, Anda perlu mengaitkannya dengan nameserver yang akan mengelola catatan DNS domain tersebut. Penyedia domain atau layanan hosting Anda biasanya akan menyediakan nameserver default.
Proses resolusi domain melibatkan beberapa tingkatan nameserver:
Root Nameservers: Server paling atas dalam hierarki DNS. Ketika Anda mengetikkan nama domain, permintaan pertama kali diarahkan ke root server untuk mengetahui di mana menemukan nameserver yang bertanggung jawab atas top-level domain (TLD) seperti .com, .org, atau .id.
TLD Nameservers: Server ini bertanggung jawab atas TLD tertentu. Mereka akan memberitahu klien (atau nameserver rekursif) di mana menemukan nameserver untuk domain spesifik yang Anda cari.
Authoritative Nameservers: Ini adalah server yang menyimpan catatan DNS aktual untuk domain Anda. Ketika permintaan mencapai authoritative nameserver, ia akan memberikan alamat IP atau informasi lain yang diminta.
Secara umum, komputer Anda tidak langsung berkomunikasi dengan semua tingkatan ini. Ia biasanya berkomunikasi dengan Recursive DNS Resolver (seringkali disediakan oleh penyedia internet atau layanan seperti Google DNS/Cloudflare DNS). Resolver ini yang akan melakukan pencarian melalui hierarki nameserver hingga menemukan informasi yang dibutuhkan, lalu mengirimkannya kembali ke komputer Anda.
Di dalam nameserver, informasi DNS disimpan dalam bentuk records. Setiap record memiliki tipe tertentu yang menentukan informasi apa yang disimpannya dan bagaimana informasi itu digunakan. Berikut adalah beberapa record DNS yang paling umum:
Fungsi: Record A adalah yang paling mendasar. Fungsinya adalah memetakan sebuah nama host (seperti www.example.com atau mail.example.com) ke alamat IPv4 (misalnya, 192.168.1.1).
Contoh Penggunaan: Ini digunakan untuk mengarahkan domain atau subdomain Anda ke server web tempat website Anda di-host.
Nama Host Tipe Nilai (Alamat IP)
---------------------------------------
example.com. A 192.0.2.1
www.example.com. A 192.0.2.1
Fungsi: Record CNAME digunakan untuk membuat alias dari satu nama host ke nama host lain. Alih-alih menunjuk ke alamat IP, CNAME menunjuk ke nama domain lain yang sudah memiliki record A-nya sendiri.
Contoh Penggunaan: Berguna jika Anda ingin beberapa nama host menunjuk ke server yang sama. Misalnya, Anda bisa mengarahkan blog.example.com ke www.example.com. Ketika seseorang mengakses blog.example.com, DNS akan mencari record A untuk www.example.com.
Penting: Record CNAME tidak boleh ada di nama host yang sama dengan record A atau record lainnya (kecuali untuk record lain yang terkait seperti record TXT untuk verifikasi).
Nama Host Tipe Nilai (Nama Host Lain)
----------------------------------------------
blog.example.com. CNAME www.example.com.
Fungsi: Record MX menentukan server mana yang bertanggung jawab untuk menerima email atas nama domain Anda. Record ini memiliki prioritas yang menentukan urutan server email yang harus dicoba jika server utama tidak tersedia.
Contoh Penggunaan: Diperlukan agar email yang dikirim ke [email protected] dapat diterima oleh server email yang benar.
Prioritas: Angka yang lebih kecil menunjukkan prioritas yang lebih tinggi (server utama).
Nama Domain Tipe Prioritas Nilai (Server Email)
-----------------------------------------------------
example.com. MX 10 mail.example.com.
example.com. MX 20 backupmail.example.com.
Fungsi: Record TXT memungkinkan Anda menyimpan informasi teks yang dapat dibaca manusia atau mesin. Awalnya digunakan untuk catatan umum, tetapi kini sangat penting untuk berbagai keperluan verifikasi dan keamanan.
Contoh Penggunaan:
Verifikasi Kepemilikan Domain: Digunakan oleh layanan seperti Google Search Console untuk memverifikasi bahwa Anda pemilik domain.
SPF (Sender Policy Framework): Membantu mencegah email spoofing dengan menentukan server mana yang diizinkan mengirim email atas nama domain Anda.
DKIM (DomainKeys Identified Mail): Memberikan kemampuan untuk menandatangani email secara digital untuk otentikasi.
DMARC (Domain-based Message Authentication, Reporting & Conformance): Kebijakan yang dibangun di atas SPF dan DKIM untuk mengelola otentikasi email.
Nama Host Tipe Nilai (Teks)
-----------------------------------------------------------------------------
example.com. TXT "v=spf1 include:_spf.google.com ~all"
example.com. TXT "google-site-verification=ABC123XYZ..."
Nameserver bertindak sebagai penjaga gerbang informasi DNS, sementara berbagai jenis record DNS (A, CNAME, MX, TXT) adalah instruksi spesifik yang memberitahu bagaimana cara mengakses sumber daya terkait domain Anda. Mulai dari mengarahkan pengunjung ke website Anda, mengelola email, hingga mengamankan komunikasi Anda, semua bergantung pada konfigurasi DNS yang benar. Memahami peran dan fungsi masing-masing komponen ini adalah fondasi untuk mengelola kehadiran online Anda secara efektif dan aman.