1. Strategi Ekspansi: Membangun Jaringan Seamless di ASEAN
Strategi Indonesia dalam membawa
QRIS 'berwisata' ke luar negeri didasarkan pada prinsip interoperabilitas, kecepatan, dan efisiensi biaya. Fokus utama BI adalah menjalin kerjasama bilateral dengan Bank Sentral negara-negara ASEAN.
1.1. Interkoneksi sebagai Pilar Konektivitas Ekonomi
Tujuan utama interkoneksi ini adalah menciptakan jaringan pembayaran seamless (tanpa hambatan) di kawasan yang memiliki mobilitas tinggi. Bagi turis Indonesia, ini berarti mereka dapat menggunakan aplikasi pembayaran yang biasa mereka pakai (misalnya mobile banking atau e-wallet berlogo QRIS) untuk memindai kode QR di toko, restoran, atau taksi di negara mitra. Sebaliknya, warga negara mitra juga bisa bertransaksi di Indonesia hanya dengan memindai QRIS. Inovasi ini secara efektif menggantikan kebutuhan untuk menukar mata uang tunai secara fisik, yang seringkali memakan waktu dan melibatkan biaya konversi yang tinggi.
1.2. Studi Kasus Perintis: Thailand dan Singapura
Thailand dan Singapura menjadi negara perintis yang berhasil diintegrasikan dengan QRIS.
-
Thailand (PromptPay): Interkoneksi dengan PromptPay Thailand menjadi model sukses pertama. Transaksi antara Rupiah dan Baht dilakukan secara real-time, memanfaatkan kecepatan sistem pembayaran digital. Hal ini sangat mendukung sektor pariwisata, di mana arus wisatawan kedua negara cukup tinggi.
-
Singapura (SGQR): Kerjasama dengan Otoritas Moneter Singapura (MAS) melalui SGQR menegaskan komitmen Indonesia pada pasar keuangan yang lebih maju. Integrasi ini mempermudah transaksi bagi pekerja migran Indonesia di Singapura dan pelaku bisnis yang sering bolak-balik.
1.3. Memperluas Jangkauan ke Malaysia dan Selanjutnya
Setelah sukses dengan Thailand dan Singapura, Indonesia dengan cepat memperluas interkoneksi ke Malaysia melalui standar DuitNow QR. Ekspansi ini menunjukkan komitmen untuk mencapai visi konektivitas penuh di seluruh ASEAN, dengan target pasar potensial yang mencakup Filipina dan Vietnam di masa depan. Strategi ini bukan hanya tentang pembayaran, tetapi tentang menciptakan blok ekonomi digital yang kuat di Asia Tenggara.
Mau hosting tapi bingung? di Jagoweb aja
2. Manfaat Krusial: LCS dan Penguatan Rupiah
Interkoneksi QRIS memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, terutama terkait dengan mekanisme pembayaran.
2.1. Efisiensi Biaya melalui Local Currency Settlement (LCS)
Salah satu manfaat terbesar dari QRIS Cross Border adalah integrasinya dengan skema LCS. Secara tradisional, transaksi lintas batas harus melalui konversi ganda, yaitu dari mata uang asal ke Dolar AS, baru kemudian ke mata uang tujuan (misalnya, Rupiah ke Dolar, lalu ke Baht). Skema LCS memungkinkan transaksi dieliminasi dari ketergantungan Dolar AS. Uang ditransfer dan dikonversi secara langsung antara Rupiah dan mata uang mitra. Hal ini mengurangi biaya transaksi valuta asing dan risiko volatilitas nilai tukar yang timbul dari fluktuasi Dolar AS.
2.2. Mendorong Sektor Pariwisata dan UMKM
Kemudahan pembayaran lintas batas secara langsung mendorong sektor pariwisata Indonesia. Turis yang datang merasa lebih nyaman berbelanja karena mereka tidak perlu membawa banyak uang tunai atau khawatir dengan biaya kartu kredit yang tinggi. Kemudahan ini juga menguntungkan UMKM di kawasan wisata, yang kini dapat menerima pembayaran digital internasional tanpa harus memasang mesin EDC yang mahal.
3. Tantangan dalam Membangun Jaringan Global
Meskipun laju perkembangannya cepat, strategi interkoneksi global ini menghadapi tantangan besar:
3.1. Harmonisasi Regulasi dan Keamanan
Menyambungkan sistem pembayaran antarnegara memerlukan Harmonisasi Regulasi yang ketat, terutama terkait standar keamanan siber, Anti-Pencucian Uang (AML), dan perlindungan konsumen. Setiap Bank Sentral harus menyepakati standar yang sama untuk memastikan integritas dan keamanan setiap transaksi.
3.2. Edukasi dan Adopsi di Lapangan
Tantangan di lapangan adalah memastikan merchant dan konsumen di kedua sisi mengerti dan terbiasa menggunakan fitur QRIS Cross Border. Diperlukan edukasi yang terus-menerus dan dukungan teknis untuk memastikan adopsi yang optimal dan meminimalkan kesalahan transaksi.
Mau bu
Kesimpulan
Ketika QRIS 'berwisata' ke luar negeri, ia tidak hanya membawa metode pembayaran, tetapi juga membawa pesan tentang kematangan ekonomi digital Indonesia. Strategi interkoneksi ini adalah langkah maju yang berani, yang tidak hanya memberikan kemudahan bagi warga negara dalam bertransaksi di luar negeri tetapi juga memperkuat stabilitas keuangan regional melalui LCS. QRIS telah menjadi "Paspor Digital" yang membuka pintu bagi pertumbuhan perdagangan, pariwisata, dan inklusi finansial di Asia Tenggara.