jagoweb.com - Hampir semua bisnis, personal brand, bahkan aktivitas sosial sekarang bergantung pada website. Entah itu blog sederhana, toko online, sampai sistem backend perusahaan besar—semuanya terhubung ke internet. Tapi sayangnya, gak semua orang sadar kalau punya website juga berarti harus siap menghadapi risiko keamanan. Banyak pemilik situs hanya fokus ke tampilan, SEO, atau kecepatan loading. Padahal, kalau situs rentan terhadap serangan, semua usaha itu bisa hancur seketika.
Kerentanan website adalah celah keamanan yang bisa dimanfaatkan hacker untuk menyusup. Mereka bisa mencuri data, mengubah konten, menanam malware, bahkan menjadikan servermu bagian dari botnet. Yang paling gawat, hal ini bisa terjadi bahkan saat kamu gak sadar ada masalah. Serangan tidak selalu dilakukan secara manual. Banyak tools otomatis yang setiap hari memindai jutaan website, mencari celah terbuka untuk dieksploitasi. Bahkan situs kecil pun bisa jadi target.
Data terbaru dari berbagai sumber menyebutkan bahwa lebih dari 30% website di seluruh dunia memiliki kerentanan tinggi. Ini berarti hampir 1 dari 3 website bisa dengan mudah diretas. Tidak peduli seberapa besar atau kecil situs kamu, jika ada celah, risiko itu nyata.
Untungnya, kamu gak harus jadi hacker atau ahli IT untuk bisa mendeteksi kerentanan. Sekarang banyak tools gratis dan open-source yang bisa bantu kamu memeriksa situs dari berbagai sisi. Bahkan ada yang cukup masukkan URL saja dan langsung tampil hasilnya.
Dalam artikel ini, kita akan bahas semua yang perlu kamu tahu tentang cara cek kerentanan website secara lengkap. Mulai dari definisinya, alasan kenapa penting, daftar tools terbaik 2025, panduan langkah-langkahnya, sampai tips dan rekomendasi untuk pemula maupun profesional. Jadi, yuk kita mulai!
Kamu Pasti Butuhkan:
Cek kerentanan website adalah proses mendeteksi kelemahan di situs yang berpotensi diserang. Celah itu bisa berasal dari berbagai sumber. Bisa dari bug dalam kode, konfigurasi server yang salah, plugin yang tidak update, atau sistem yang belum dipatch.
Secara umum, metode cek kerentanan terbagi dua:
DAST (Dynamic Application Security Testing)
Ini metode yang paling sering dipakai. Kamu mensimulasikan serangan dari luar seperti layaknya hacker. Tools DAST akan mengirim berbagai jenis permintaan ke situs dan melihat responnya. Misalnya, apakah halaman login bisa ditembus dengan SQL injection? Atau, apakah ada input yang bisa menyebabkan XSS?
SAST (Static Application Security Testing) atau manual testing
Di sini, kamu memeriksa langsung kode program. Metode ini jauh lebih dalam, tapi juga lebih kompleks dan butuh pengalaman tinggi.
Dalam artikel ini, kita fokus pada tools DAST yang gratis. Karena sifatnya praktis dan bisa digunakan siapa saja, termasuk kamu yang baru belajar.
Penawaran Menarik dan Terbatas:
Mungkin kamu merasa, "Ah, situsku kecil, gak penting amat. Paling cuma blog." Tapi kenyataannya, justru situs seperti itu yang sering jadi sasaran. Hacker suka dengan target yang tidak punya pertahanan kuat. Mereka bisa pakai situs kamu untuk menyebar malware atau melakukan serangan ke situs lain.
Beberapa alasan kenapa kamu wajib cek kerentanan secara rutin:
Melindungi data pengguna
Jika situs kamu punya sistem login, form kontak, atau transaksi, itu berarti ada data yang dikumpulkan. Data seperti email, password, dan informasi pribadi sangat berharga di mata peretas.
Menjaga reputasi
Situs yang pernah kena hack akan susah dipercaya lagi. Apalagi kalau pengunjung melihat peringatan “situs ini tidak aman”.
Menghindari kerugian finansial
Downtime akibat serangan bisa bikin kamu kehilangan pelanggan. Belum lagi biaya pemulihan sistem dan reputasi yang rusak.
Memenuhi regulasi
Kalau kamu menjalankan bisnis online, ada regulasi seperti GDPR, PCI-DSS, atau standar industri lain. Cek kerentanan rutin bisa bantu kamu tetap comply.
Meningkatkan user experience
Situs yang aman memberikan rasa nyaman bagi pengunjung. Mereka gak ragu berinteraksi, melakukan pembelian, atau memberi data pribadi.
Intinya, cek kerentanan itu seperti check-up rutin. Lebih baik mencegah daripada mengobati, apalagi kalau yang diobati itu website yang jadi tulang punggung bisnis kamu.
Pasti Kamu Butuhkan:
Kabar baiknya, kamu gak harus bayar mahal untuk melakukan scanning kerentanan. Ada banyak tools open-source dan gratis yang powerful. Ini dia daftar pilihan terbaik 2025:
OWASP ZAP
ZAP (Zed Attack Proxy) adalah salah satu tool favorit para profesional keamanan. Tool ini dikembangkan oleh OWASP, komunitas global yang sangat kredibel dalam dunia cybersecurity.
ZAP bisa digunakan untuk:
Passive dan active scanning.
Proxying traffic web.
Spidering dan AJAX crawl.
Simulasi berbagai serangan: XSS, SQL injection, path traversal.
Versi terbaru ZAP di 2025 sudah mendukung AI untuk memberi rekomendasi fix otomatis. Tool ini cocok untuk developer dan tester yang ingin mengintegrasikan security ke pipeline CI/CD.
w3af
Tool ini berbasis Python dan cukup fleksibel. Dengan antarmuka GUI dan CLI, kamu bisa menjalankan berbagai jenis scan modular. Plugin yang disediakan meliputi audit, discovery, attack, dan evasion.
w3af masih jadi favorit banyak pentester lama karena fleksibilitasnya. Kamu bisa atur sendiri jenis scan sesuai kebutuhan. Sayangnya, update-nya agak lambat, tapi masih layak digunakan.
Nikto
Kalau kamu mau scan cepat, tanpa ribet, Nikto jawabannya. Tool ini berjalan lewat terminal dan bisa langsung memindai server web. Nikto bisa deteksi:
File dan script default yang rentan.
Versi server yang outdated.
Kesalahan konfigurasi yang umum.
Meskipun tampilannya sederhana, hasilnya bisa sangat informatif. Cocok buat fase awal penetration testing atau reconnaissance.
WPScan
Khusus untuk pengguna WordPress, WPScan wajib kamu kenal. Tool ini terhubung ke database kerentanan WP dan bisa mendeteksi:
Versi WordPress yang rentan.
Plugin yang berbahaya.
Tema bermasalah.
Username enumeration.
Buat kamu yang punya toko online atau blog berbasis WP, WPScan adalah alat paling ampuh untuk jaga keamanan.
Unmask Parasites & Sucuri SiteCheck
Dua scanner online ini sangat cocok untuk pemula. Kamu gak perlu install apapun. Cukup buka website-nya dan masukkan URL.
Unmask Parasites: Fokus pada tampilan halaman, script tersembunyi, atau manipulasi konten.
Sucuri SiteCheck: Cek blacklist, malware, dan konfigurasi keamanan server.
Walaupun gratis, hasilnya cukup akurat dan bisa digunakan sebagai second opinion dari hasil scan lainnya.
ZeroThreat
Ini pendatang baru tahun 2025 yang sangat menjanjikan. ZeroThreat adalah platform scanner berbasis cloud. Beberapa fitur utamanya:
Deteksi lebih dari 40.000 jenis kerentanan.
Integrasi otomatis ke pipeline CI/CD.
Laporan interaktif dan AI remediation.
Untuk kamu yang butuh laporan profesional dan tampilan dashboard yang rapi, ZeroThreat bisa jadi andalan.
Berikut langkah-langkah praktis yang bisa kamu lakukan dari awal sampai akhir:
Langkah 0: Siapkan Lingkungan
Gunakan sistem Linux (Ubuntu/Parrot OS lebih ideal).
Install tools yang kamu butuhkan (ZAP, Nikto, w3af, WPScan, ZeroThreat).
Siapkan URL target, login credentials, atau form input dummy untuk testing.
Langkah 1: Map Situs (Asset Discovery)
Jalankan spider di ZAP untuk telusuri semua halaman.
Gunakan Nikto dengan perintah:
nikto -h https://domainkamu.com
Ini akan menampilkan info server, file, dan versi CMS.
Langkah 2: Jalankan Scan Otomatis
Aktifkan Active Scan di ZAP.
Di w3af, aktifkan plugin audit
, discovery
, dan brute force
.
Di ZeroThreat, cukup masukkan URL dan tunggu hasil.
Pastikan kamu memberi waktu cukup lama untuk scan, terutama kalau situsmu besar.
Langkah 3: Validasi Manual
Cek hasil scan satu per satu.
Di ZAP, gunakan “Request Editor” untuk testing lanjutan.
Di WPScan, pastikan login admin tidak bisa ditebak.
Verifikasi apakah celah tersebut valid atau false-positive.
Langkah 4: Cek SSL & Header
Gunakan SSL Labs atau tool seperti SecurityHeaders.com untuk memeriksa:
Apakah ada header seperti Strict-Transport-Security
, X-Frame-Options
, atau Content-Security-Policy
.
Konfigurasi SSL dan cipher suite.
Langkah 5: Buat Laporan
Catat semua temuan: URL, parameter, deskripsi bug.
Tandai severity: low, medium, high.
Buat tabel di Excel atau Markdown supaya mudah dibaca.
Tambahkan screenshot atau response dump jika perlu.
Langkah 6: Perbaiki & Retest
Update plugin atau CMS yang rentan.
Ubah konfigurasi sesuai best practice.
Jalankan ulang scan sampai hasil bersih.
Selalu backup dulu sebelum scan aktif.
Gunakan test server kalau situs kamu produksi.
Jangan lupa cek robots.txt, karena bisa bocorkan endpoint sensitif.
Waspadai false-positive, terutama di input form yang dinamis.
Buat jadwal rutin, idealnya setiap bulan atau sebelum deploy besar.
Tool | Kelebihan | Cocok Untuk |
---|---|---|
OWASP ZAP | Fitur lengkap, proxy, aktif scan, integrasi CI/CD | Developer, tester |
w3af | Modular, berbasis Python, fleksibel | Penetration tester |
Nikto | Cepat, ringan, fokus web server | Administrator, pemula |
WPScan | Database plugin WP, user enum | Pengguna WordPress |
Unmask Parasites | Browser-based, cek tampilan & malware | Blogger, pemula |
Sucuri SiteCheck | Blacklist check, malware scan online | Website bisnis kecil |
ZeroThreat | Cloud scan modern, laporan AI | Developer profesional |
Cek kerentanan website bukan tugas opsional. Ini adalah bagian penting dari menjaga kepercayaan pengguna, menghindari serangan, dan mempertahankan keberlangsungan situs. Berbagai tools gratis seperti OWASP ZAP, w3af, Nikto, WPScan, dan ZeroThreat siap membantu kamu tanpa biaya.
Langkah-langkahnya jelas: siapkan tools, scan otomatis, validasi manual, cek konfigurasi tambahan, buat laporan, lalu perbaiki. Gak perlu panik atau bingung, semua bisa dilakukan bahkan oleh pemula.
Ingat, website yang aman bukan hanya tanggung jawab developer, tapi juga kamu sebagai pemilik. Dengan rutin melakukan pengecekan kerentanan, kamu sudah selangkah lebih maju dari mayoritas pemilik website lain. Yuk mulai cek sekarang!